TEMPO.CO, Pyeongyang - Beberapa reaksi alam dipercaya rakyat Korea Utara mengantarkan kepergian Kim Jong-il, 69 tahun, Sabtu pekan lalu. Salah satunya suara keras yang keluar dari kawah Gunung Baekdu, yang merupakan wilayah pegunungan tempat Kim Jong-il lahir.
"Sebelum pemimpin Kim meninggal, langit di atas pegunungan Baekdu memerah dan pegunungan itu diselimuti es. Kawah utamanya bergetar dan keluar suara keras," ujar kantor berita Korea Utara, KCNA, Jumat, 23 Desember 2011.
Selain soal reaksi dari Gunung Baekdu, beberapa mitos juga dipercaya sebagai penanda bahwa keluarga Kim-lah yang berkuasa atas tanah Korea Utara. Salah satunya kepercayaan garis darah atau keturunan dari dua pimpinan Korea Utara. Hanya keturunan Kim Il-sung yang dipercaya bisa melawan Jepang dan menjadi dewa pelindung bagi rakyat Korea utara.
Rakyat Korea Utara juga percaya bahwa sosok Kim Jong-il adalah kiriman dari surga. Legenda ini dipercaya ketika ayahnya, Kim Il-sung, melawan Jepang di wilayah pegunungan Baekdu, Kim Jong-il lahir di sebuah pondok kayu.
Setelah kelahiran Kim Jong-il, alam langsung bereaksi. Menurut KCNA dan cerita yang tertulis dalam biografinya, Pemimpin dari Surga, saat itu pohon dan angin ikut menyebarkan berita kelahiran Jong-il. Tentara Korea Utara yang mendengar itu langsung menuliskan pesan di pohon-pohon yang ada di sekitar pegunungan Baekdu.
Namun pernyataan KCNA dianggap beberapa pihak, khususnya negara-negara barat, berlebihan dan meragukan. Mereka percaya KCNA adalah alat propaganda pemerintah Korea Utara. KCNA dianggap sebagai agen pembuat mitos, tidak hanya untuk kematian Kim Jong-il, tapi juga pentasbihan Kim Jong-un sebagai penerus tahta komunis Korea Utara.
"Mereka membuat anggapan bahwa Kim Jong-un memiliki wajah yang mirip dengan kakeknya, Kim Il-sung," ujar salah satu pejabat Amerika Serikat, yang tidak ingin diungkap identitasnya, kepada New York Times.
KCNA bahkan dipercaya berperan memberi julukan Young Leader kepada Jong-un, meski hingga saat ini, lukisan diri Jong-un belum dideklarasikan secara jelas. Tidak seperti lukisan diri Kim Jong-il dan kakeknya, Kim Il-sung, yang terpajang di setiap tempat.
http://www.tempo.co
"Sebelum pemimpin Kim meninggal, langit di atas pegunungan Baekdu memerah dan pegunungan itu diselimuti es. Kawah utamanya bergetar dan keluar suara keras," ujar kantor berita Korea Utara, KCNA, Jumat, 23 Desember 2011.
Selain soal reaksi dari Gunung Baekdu, beberapa mitos juga dipercaya sebagai penanda bahwa keluarga Kim-lah yang berkuasa atas tanah Korea Utara. Salah satunya kepercayaan garis darah atau keturunan dari dua pimpinan Korea Utara. Hanya keturunan Kim Il-sung yang dipercaya bisa melawan Jepang dan menjadi dewa pelindung bagi rakyat Korea utara.
Rakyat Korea Utara juga percaya bahwa sosok Kim Jong-il adalah kiriman dari surga. Legenda ini dipercaya ketika ayahnya, Kim Il-sung, melawan Jepang di wilayah pegunungan Baekdu, Kim Jong-il lahir di sebuah pondok kayu.
Setelah kelahiran Kim Jong-il, alam langsung bereaksi. Menurut KCNA dan cerita yang tertulis dalam biografinya, Pemimpin dari Surga, saat itu pohon dan angin ikut menyebarkan berita kelahiran Jong-il. Tentara Korea Utara yang mendengar itu langsung menuliskan pesan di pohon-pohon yang ada di sekitar pegunungan Baekdu.
Namun pernyataan KCNA dianggap beberapa pihak, khususnya negara-negara barat, berlebihan dan meragukan. Mereka percaya KCNA adalah alat propaganda pemerintah Korea Utara. KCNA dianggap sebagai agen pembuat mitos, tidak hanya untuk kematian Kim Jong-il, tapi juga pentasbihan Kim Jong-un sebagai penerus tahta komunis Korea Utara.
"Mereka membuat anggapan bahwa Kim Jong-un memiliki wajah yang mirip dengan kakeknya, Kim Il-sung," ujar salah satu pejabat Amerika Serikat, yang tidak ingin diungkap identitasnya, kepada New York Times.
KCNA bahkan dipercaya berperan memberi julukan Young Leader kepada Jong-un, meski hingga saat ini, lukisan diri Jong-un belum dideklarasikan secara jelas. Tidak seperti lukisan diri Kim Jong-il dan kakeknya, Kim Il-sung, yang terpajang di setiap tempat.
http://www.tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar